Jumat, 06 Desember 2019

Mutasyabih Qur'an surat al Baqarah 35 dan al a'raf 19


Qur'an Surat Al Baqarah ayat 35 dan al A’raf ayat 19

Al Baqarah ayat 35
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35)

Dan kami berfirman “Wahai Adam tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat yang ada disana sesukamu. Dan janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim”. (Q.S al Baqarah: 35)

Al A’raf ayat 19
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (19)
Dan “wahai Adam! Bertempat tinggallah engkau dan istrimu di surga, maka makanlah olehmu berdua dimana saja yang kamu berdua kehendaki, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, yang dapat menjadikan kamu berdua termasuk orang-orang yang zhalim”. (Q.S al A’rafa: 19)

Tafsir secara Umum
Kedua ayat diatas menceritakan kisah Nabi Adam AS
Setelah Allah menciptakan Adam dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadanya lalu Ia memberikan tanggung jawab di muka bumi kepadanya. Akan tetapi, sebelum tanggung jawab itu diberikan kepadanya, Allah memasukkan kedalam suatu tempat untuk mengujinya, yaitu surga.
 Ketika Allah mengatakan, dan kami katakan: “Wahai Adam! Ditemukan kata ganti Naa yang mana nun jama’ itu adalah nun al kibriya atau Kami yang menunjukkan keagungan. Allah selalu mengungkapkan zat Nya dengan kata Kami yang mengandung unsur keagungan ketika menciptakan sesuatu.
  Diamilah kamu dan istrimu surga, maksudnya bukanlah surga khuldi, tetapi surga yang akan dilaksanakan di dalamnya percobaan pelaksanaan manhaj. Maka dari itu ada pertanyaan “bagaimana iblis yang berbuat maksiat dan kufur dapat masuk ke surga” nah dari sini dapat dilihat bahwa surga yang di maksud bukanlah surga khuldi.
 Dari keterangan surga yang diberikan Allah menjadikan manusia tahu bahwa surga ini bukanlah surga akhirat, karena ada di dalamnya taklif sedangkan surga akhirat tidak ada taklif. Taklif yang berbentuk perintah yaitu diamilah kamu dan istrimu di surga dan makanlah, sedangkan larangan janganlah kamu berdua dekati pohon ini.
Kalau dilihat pada ayat ini, sesungguhnya yang dibolehkan itu banyak sekali dan yang dilarang hanya sedikit. Contohnya dibolehkannya bagi Adam untuk makan makanan apa saja yang ada disurga kecuali hanya satu pohon yang dilarang diantara ribuan pohon. Allah membolehkan Adam dan Hawa untuk makan apa saja yang mereka kehendaki di dalam surga sebagaimana firman Allah “sebagaimana yang kamu berdua kehendaki”.
“janganlah kamu berdua mendekati pohon ini”. Pada ayat ini Allah menggunakan kata janganlah kalian berdua dekati bukan menggunakan janganlah kalian makan. Karena Allah sifat kasih syang terhadap Adam dan Hawa, Ia tidak mau mereka berdua terjerumus dalam kemaksiatan. Kalaulah Allah menggunakan janganlah kamu berdua memakan pohon ini, pastilah boleh bagi mereka berdua mendekati pohon tersebut. Dan mereka pun akan tertarik dengan keindahan pohon tersebut dan mendekati buah buahnya.

Pada surat al A’raf, setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan dampak buruk yang dialami oleh iblis akibat kedurhakaannya, keangkuhannya, kedengkiannya, dan iri hati terhadap Adam as, kini beralih kepada Adam as. Setelah ayat yang lalu menyatakan bahwa Allah berfirman kepada iblis “keluarlah dari surga, disini dinyatakan bahwa, dan Dia berfirman kepada Adam “wahai Adam! Bertempat tinggallah dengan tenang dan damai engkau dan istrimu disurga,maka makanlah olehmu berdua buah-buahan dan makanan dimana saja yang kamu berdua kehendaki, yakni dalam keadaan menyenangkan serta banyak, dan janganlah kamu berdua mendekati apa lagi mencicipi atau memakan buah dari pohon ini, sambil menunjuk pohon tertentu, yang dapat menjadikan kamu berdua, jika mendekatinya termasuk orang-orang yang zhalim karena memakannya.

Penjelasan kedua ayat

Kedua ayat sedikit berbeda antara Q.S al Baqarah 35 dan al A’raf 19, dimana al Baqarahوَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا Wa kulaa sedangkan al A’raf  فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا Fa kulaa, yakni ayat al Baqarah menggunakan huruf waw/dan sebagai penghubung, sedang ayat al A’raf menggunakan fa/maka.

Pada surat al a'raf bukan lah pengulangan dari pada surat al Baqarah, akan tetapi kelanjutan cerita tentang Nabi Adam A.S. pada surat al Baqarah setalah Allah menciptakan Nabi Adam, Allah berkata kepada nya wahai Adam tinggal lah kamu berdua bersama istri mu disurga dan makanlah apa saja yang ada disana sesukamu. Ayat ini menjelaskan bahwa ketika Allah berkata demikian posisi Nabi Adam belum berada di surga, maka dari itu Allah memberikan penjelasan kepada Nabi Adam bahwa dia akan tinggal disurga dan boleh makan apa saja yang ada disana sesukanya.
Kemudian pada surat al a'raf lanjutan dari cerita tersebut, dimana nabi Adam sudah berada di surga, maka Allah menyuruh Nabi Adam untuk mencari tempat tinggal di dalam surga tersebut dan memakan apa saja yang ada di tempat yang ia tinggali.
Jadi pada surat al Baqarah bisa dibaratkan seperti kita di undang ke pesta, kemudian kita di iming-imingi bahwa disana banyak makanan dan kita boleh makan apa saja yang kita inginkan. Dan surat al a'raf di ibaratkan ketika kita sudah sampai di tempat pesta tersebut kita pasti mencari makanan yang kita inginkan, maka ketika kita mendapatkan makanan tersebut kita pasti mencari tempat yang nyaman untuk menyantapnya.

Jadi inilah maksud dari pada kedua ayat diatas tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar